Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh→ ARTO Akhiri 6 Tahun Kerugian, 2 Tahun menjadi Bank Digital -Setelah dua tahun bertransformasi menjadi bank digital, Bank Jago ($ARTO) berhasil membalikkan rugi dan mencetak laba bersih 86 miliar rupiah pada 2021. Bank Jago (dahulu Bank Artos) membukukan rugi bersih enam tahun berturut-turut sejak listing pada tahun 2016.
Sejak aplikasi diluncurkan pada April 2021, Bank Jago berhasil menggaet 1,4 juta pelanggan. Hal ini berimbas pada Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik +356,4% YoY menjadi 3,7 triliun rupiah (vs. 805,8 miliar rupiah pada 2020), yang didorong oleh tabungan yang naik +3.522,7% YoY menjadi 1,3 triliun rupiah (vs 36 miliar rupiah pada 2020). Hal ini mengakibatkan CASA Ratio (rasio dana murah) naik menjadi 46% (vs. 27% pada 2020).
Pinjaman yang disalurkan naik dari 900 miliar rupiah pada akhir 2020 menjadi 5,4 triliun rupiah pada 2021. Hal ini mendorong pendapatan bunga & syariah bersih naik +812,3% YoY, menjadi 589,7 miliar rupiah (vs. 64,6 miliar rupiah pada 2020). Net Interest Margin (NIM) juga naik menjadi 16,1% (vs. 5,5% pada 2020)
Bank Jago berhasil mencatatkan laba sebelum pajak (Profit Before Tax / PBT) 9 miliar rupiah (vs. rugi -190 miliar rupiah pada 2020). Laba bersih tercatat 86 miliar rupiah (vs. rugi bersih -189,6 miliar rupiah pada 2020). Laba bersih lebih tinggi daripada laba sebelum pajak karena Bank Jago mendapatkan manfaat pajak (deferred tax benefit) sebesar Rp76,9 miliar.
Sejak aplikasi diluncurkan pada April 2021, Bank Jago berhasil menggaet 1,4 juta pelanggan. Hal ini berimbas pada Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik +356,4% YoY menjadi 3,7 triliun rupiah (vs. 805,8 miliar rupiah pada 2020), yang didorong oleh tabungan yang naik +3.522,7% YoY menjadi 1,3 triliun rupiah (vs 36 miliar rupiah pada 2020). Hal ini mengakibatkan CASA Ratio (rasio dana murah) naik menjadi 46% (vs. 27% pada 2020).
Pinjaman yang disalurkan naik dari 900 miliar rupiah pada akhir 2020 menjadi 5,4 triliun rupiah pada 2021. Hal ini mendorong pendapatan bunga & syariah bersih naik +812,3% YoY, menjadi 589,7 miliar rupiah (vs. 64,6 miliar rupiah pada 2020). Net Interest Margin (NIM) juga naik menjadi 16,1% (vs. 5,5% pada 2020)
Bank Jago berhasil mencatatkan laba sebelum pajak (Profit Before Tax / PBT) 9 miliar rupiah (vs. rugi -190 miliar rupiah pada 2020). Laba bersih tercatat 86 miliar rupiah (vs. rugi bersih -189,6 miliar rupiah pada 2020). Laba bersih lebih tinggi daripada laba sebelum pajak karena Bank Jago mendapatkan manfaat pajak (deferred tax benefit) sebesar Rp76,9 miliar.